Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November 6, 2015

Banten Pejati, Cara Membuat Dan Kajian Filosofis

Banten Pejati, Cara Membuat Dan Kajian Filosofis OM Swastiastu, Cara Membuat Dan Kajian Filosofis Banten dalam agama Hindu adalah bahasa agama. Ajaran suci Veda sabda suci Tuhan itu disampaikan kepada umat dalam berbagai bahasa. Ada yang meggunakan bahasa tulis seperti dalam kitab Veda Samhita disampaikan dengan bahasa Sanskerta, ada disampaikan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan ini sesuai dengan bahasa tulisnya. Setelah di Indonesia disampaikan dengan bahasa Jawa Kuno dan di Bali disampaikan dengan bahasa Bali. Disamping itu Veda juga disampaikan dengan bahasa Mona. Mona artinya diam namun banyak mengandung informasi tentang kebenaran Veda dan bahasa Mona itu adalah banten. Dalam Lontar Yajña Prakrti disebutkan: “sahananing bebanten pinaka raganta tuwi, pinaka warna rupaning Ida Bhatara, pinaka anda bhuana” artinya: semua jenis banten (upakara) adalah merupakan simbol diri kita, lambang kemahakuasaan Hyang Widhi dan sebagai lambang Bhuana Agung (alam semesta). ...

Mantram Trisandhya Berserta Artinya

Mantram Puja Tri Sandhya beserta terjemahan dalam berbagai versi MANTRAM PUJA TRISANDYA Puja Trisandya dilaksanakan tiga kali sehari karena menurut Lontar Niti Sastra, kita sebagai penganut Hindu Sekte Siwa Sidanta memuja Matahari (Surya) sebagai keagungan dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Matahari juga sumber energi atau sumber kehidupan. Pemujaan itu dimulai pagi-pagi menyongsong terbitnya matahari (sekitar jam 05.30), siang hari tepat jam 12.00 ketika Bumi berada dalam posisi yang menerima panas Matahari maksimum, dan sore hari ketika matahari menjelang “tenggelam” (sekitar jam 18.30). Trisandya terdiri dari dua kata, yaitu “Tri” artinya tiga, “Sandya” artinya sembahyang. Jadi Trisandya artinya sembahyang tiga kali sehari. Puja Trisandya diucapkan secara lengkap keenam baitnya, karena tiga bait pertama adalah puja-puji kepada Ida Sang Hyang Widhi, dan tiga bait terakhir adalah permohonan ampun dan kepasrahan kepada-Nya. Bait pertama disebut Mantram ...

Sosiologi Agama

Om Swastyastu BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Dalam berbagai literature batasan atau definisi sosiologi agama (sociology of religion) hampir tidak ada perbedaan yang sangat berarti. Namun demikian,perlu saya kemukakan berbagai pengertian sosiologi agama menurut beberapa ahli sosiologi agama. J.Wach merumuskan sosiologi agama secara luas sebagai suatu studi tentang interelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka. Anggapan para sosiolog bahwa dorongan-dorongan, gagasan dan kelembagaan agama mempengaruhi dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial, organisasi dan stratifikasi sosial adalah tepat. Jadi seorang sosiolog agama bertugas menyelidiki tentang bagaimana tata cara masyarakat,kebudayaan dan pribadi-pribadi mempengaruhi agama sebagaimana agama mempengaruhi mereka. Kelompok-kelompok pengaruh terhadap agama, fungsi-fungsi ibadat untuk masyarakat, tipologi dari lembaga-lembaga keagamaan dan tanggapan-tanggap...

Makalah Nilai-nilai Moral atau Agama dan Pendidikan dalam cerita Mahabharata

Om swastyastu Makalah nilai-nilai moral atau agama dan pendidikan dalam cerita atau kitab Mahabharta                                 BAB I                        PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Umat Hindu umumnya tidak asing lagi dengan istilah Kali Yuga. Kata Kali sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti keadaan yang penuh dengan pertentangan, perkelahian, percekcokan, bahkan pembunuhan yang dipicu oleh kecurigaan, ketidakadilan, kebohongan dengan kekerasan, di mana kejujuran sudah tidak ada tempatnya dan tersingkirkan. (Mertha, 2009 :1). Kali Yuga sendiri merupakan salah satu bagian dari pembagian jaman menurut Agama Hindu. Dalam susastra Purana, khususnya Brahmanda Purana dijelaskan tentang pembagian jaman yang dimaks...